Jumat, 09 Juni 2017

TRANSAKSI BISNIS PERUSAHAAN

1

TRANSAKSI BISNIS PERUSAHAAN
A.      JENIS TRANSAKSI BISNIS
Transaksi keuangan adalah kejadian-kejadian dalam perusahaan yang bersifat finansial, yang harus diproses mulai dari pencatatan transaksi hingga yang mengakibatkan perubahan harta, utang, dan modal, yang berhubungan dengan pihak luar. Transaksi keuangan dapat dibagi menjadi 2 jenis berikut.
1.      Klasifikasi Transaksi Keuangan
a.      Transaksi keuangan internal
Trasaksi keuangan internal adalah transaksi yang dibuat dan beredar di lingkungan perusahaan dan  tidak berhubungan dengan pihak luar, antara lain:
·           Bukti kas masuk, adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah menerima uang secara cash atau secara tunai.
·           Bukti kas keluar, adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah mengeluarkan uang tunai, seperti pembelian dengan tunai atau pembayaran gaji, pembayaran utang atau pengeluaran-pengeluaran yang lainnya.
·           Memo, adalah bukti pencatatan antar bagian atau manager dengan bagian-bagian yang ada di lingkungan yang lainnya.
b.      Transaksi keuangan eksternal
Transaksi keuangan eksternal adalah transaksi yang dilakukan perusahaan dengan pihak lain diluar perusahaan. Pada transaksi eksternal, terjadi proses pertukaran antara perusahaan dan pihak laindiluar perusahaan yang mengakibatkan timbulnya pertukaran barang dan jasa maupun uang, antara lain: kuitansi, faktur, nota kontan, nota debit, nota kredit, dan cek dan giro bilyet yang diterima.
2.      Berdasarkan Sumber
a.      Transaksi modal
Yaitu transaksi yang mengakibatkan berkurang atau bertambahnya modal perusahaan. Untuk memajukan usahanya, pemilik dapat menambahkan modal dengan menyerahkan asset pribadi jika pemilik memerlukan uang atau barang untuk kepentingan prbadi. Transaksi ini hanya terjadi pada perusahaan perorangan.
b.      Transaksi usaha
Yaitu transaksi yang dirancang dalam rangka merealisasikan tujuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan.

B.       MENYIMPAN BUKTI TRANSAKSI
Bukti transaksi merupakan arsip penting bagi perusahaan. Penyimpanannya harus tertib agar mudah untuk mencari apabila dibutuhkan dan agara tidak mudah rusak.
1.      Cara Menyimpan Bukti transaksi
a.       Kelompokkan jenis bukti transaksi.
b.      Urutkan tanggalnya. Mulailah dari tanggal yang termuda/nomor dikeluarkannya bukti transaksi
c.       Apabila transaksi sering terjadi, pisahkan berdasarkan nama
d.      Simpannlah bukti-bukti tersebut dalam map dan tulis judulnya pada halaman sampul agar memudahkan saat mencarinya kembali
e.       Map-map tersebut disimpan dalam filling cabinet atau kardus arsip.
f.       Bukti transaksi yang sudah tidak digunakan lagi dapat kita pindahkan ke gudang arsip atau dimusnahkan.
2.      Peralatan Pendukung Penyimpanan Bukti Transaksi
a.       Mesin penjilid
Digunakan untuk menjilid dokumen, dengan menggunakan sampul plastic dan kawat spiral.
b.      Stapler (hect machine stapler)
Alat ini terdiri dari penjepret (stpaler) dan pembuka isi stapler. Penjepret kertas digunakan untuk menjepret kertas. Sementara itu, pembuka isi stapler digunakan untuk membuka isi stapler agar kertas tidak rusakata sobek
c.       Pelubang kertas (punched card machine/perforator)
Pelubang kertas digunakan untuk melubangi pinggiran kertas agar dapat dimasukkan dalam map snelhecter.
d.      Mesin pemotong kertas (paper cutter/guillotine)
Mesin ini digunakan untuk memotong kertas sesuai ukuran yang kita inginkan.
e.       Mesin penghancur dokumen (shredden)
Mesin ini digunakan untuk menghancurkan dokumen yang sudah tidak digunakan lagi.
3.      Teknik Penyimpanan Bukti Transaksi
a.       Sistem abjad (alphabetic system)
Yaitu suatu sistem penyimpanan dan penemuan kembali dokumen beradasarkan abjad
b.      Sistem tanggal (chronological system)
Sistem ini juga disebut dengan sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip berdasarkan hari, tanggal, bulan, atau tahun
c.       Sistem nomor (numeric system)
Yaitu suatu sistem penyimpanan dna penemuan kembali arsip berdasarkan nomor
d.      Sistem wilayah (geographic system)
Yaitu suatu penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang berpedoman pada wilayah
4.      Peralatan yang Dibutuhkan Dalam Penyimpanan Dokumen-Dokumen
a.       Lemari arsip (filling cabinet)
Lemari arsip terdiri atas laci-laci yang terbuat dari kayu, aluminium, atau baja tahan api
b.      Rak penyortir
Adalah tempat arsip yang sudah disortir sebelum dimasukkan kedalam folder masing-masing

C.      BUKTI TRANSAKSI BISNIS
1.      Kuitansi dan Sus Kuitansi
Adalah tanda bukti pembayaran uang yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak penerima uang. Pada jumlah tertentu kuitansi harus dibubuhi materai sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kuitansi yang asli diserahkan kepada pihak yang membayar sedangkan tembusan atau susu kuitansi (bonggol kuitansi) disimpan pihak penerima.
Contoh 1
Pada 2 Agustus 2014, PT Indofood membeli mobil Avanza dengan tunai seharga Rp. 200.000.000,00 dari Nasmoco.

Contoh bentuk kuitansi adalah sebagai berikut.
2.      Nota Kontan (Nota Tunai)
Nota kontan adalah bukti pembelian barang secara tunai yang dibuat oleh penjual dan diberikan kepada pembeli. Nota kontan asli diserahkan kepada pembeli dan tembusannya disimpan pihak penjual untuk bukti transaksi sebagai bukti penjualan.
Contoh 2
Pada 4 September 2014, PT Indomarco (non-PKP) menjual:
50 dus Indomie special @Rp. 60.000,00       = Rp. 300.000,00
60 Indomie goring @Rp. 75.000,00              = Rp. 600.000,00 +
                                                                          Rp. 900.000,00
3.      Faktur (Invoice)
Merupakan surat bukti pembelian/penjualan barang (biasanya secara kredit). Pihak yang membuat faktur akan menerima faktur penjualan. Faktur ini merupakan bukti transaksi penjualan barang atau jasa (biasanya secara kredit). Sementara itu yang menerima faktur akan menerima faktur pembelian yang merupakan bukti pembelian barang atau jasa (biasanya secara kredit).
Contoh 3
Pada 5 September 2014 Meubel Nusantara Semarang (non-PKP) menjual kepada Toko Mawar:
2 lemari          @Rp. 2.000.000,00                 = Rp. 4.000.000,00
2 meja belajar @Rp. 1.750.000,00                 = Rp. 3.500.000,00 +
                                                                          Rp. 7.500.000,00
4.      Nota Kredit (Credit Memorandum)
Nota kredit adalah bukti pernyataa bahwa akun debitur di kredit sejumlah tertentu karena adanya hal tertentu. Nota kredit mengurangi piuang usaha dan dibuat olen penjual. Misalnya, menerima kembali (retur) barang dari pembeli. Lembar asli diberikan kepada pembeli sedangkan salinannya disimpan oleh penjual. Perhatikan ilustrasi berikut yang menyajikan contoh nota kredit.
Contoh 4
5.      Nota Debit
Adalah bukti pernyataan bahwa akun kreditur didebit karena adanya hal-hal tertentu. Nota debit mengurangi utang usaha Karena adanya pengembalian barang dagangan yang dibuat oleh pihak pembeli. Misalnya, pembebanan biaya atau barang dikirim kembali (retur) kepada penjual. Lembar asli diserahkan kepadapenjual, sedangkan salinannya disimpan pembeli. Perhatikan gambar berikut yang menyajikan contoh nota debit.
Contoh 5
6.      Bukti Memorial
Yaitu bukti transaksi intern yang berupa memo dari pimpinan perusahaan kepada bagian akuntansi untuk melakukan pencatatan suatu kejadian.
Contoh 6
7.      Cek
Yaitu surat perintah kepada bank dari orang yang menandatangani untuk membayar sejumlah uang yang tertulis dalam cek kepada pembawa atau orang yang namanya disebut dalam cek.
Contoh 7

8.      Bilyet Giro
Adalah surat perintah pemindahbukuan dari nasabah suatu bank kepada bank yang bersangkutang untuk memindahkan sejumlah uang dari rekeningnya ke rekening penerima yang namanya disebut dalam bilyet giro.
Contoh 8


A.      PENGARUH TRANSAKSI BISNIS PADA PROSES PENCATATAN
Menganalisis bukti transaksi sangat penting dan membutukan ketelitian yang tinggi. Kegiatan ini bertujuan untuk memeriksa kebenaran dan keabsahan bukti transaksi dari semua informasi yang tercantum di dalamnya. Dengan adanya analisis, kita akan tahu kapan transaksi, jatuh tempo pembayaran, serta keutungan yang diperoleh atas transaksi tersebut. Analisis bukti transaksi merupakan proses penentuan akun dan pengaruhnya terhadap akun yang lain.
Dalam praktik, perusahaan sering kali membuat bukti transaksi sendiri. Bukti transaksi yang diterima perusahaan dari pihak lain dipakai sebagai bukti pendukung atau sebagai lampiran dan bukti intern yang dibuat. Berikut ini adalah bukti transaksi yang dibuat oleh perusahaan (atau yang biasa disebut bukti internal).
1.      Bukti Kas Masuk (BKM)
Merupakan bukti untuk mencatat transaksi penerimaan uang tunai, seperti kuitansi penagihan, faktur penjualan tunai, atau bukti lain. Bukti-bukti tersebut dibuatkan bukti kas masuk, sedangkan salinan faktur penjualan atau kuitansi digunakan sebagai lampiran.
Contoh 9
Pada 2 Juli 2014, PT Mustika Jaya Abadi menjual 5 (lima) unit computer dengan harga @Rp. 6.000.000,00 secara tunai kepada Toko Wahana Komputer. Nota Kontan No. 234. Atas transaksi ini, PT Mustika Jaya Abadi membuat nota kontan tunai atau kuitansi yang akan diserahkan kepada Toko Wahana Komputer. Berdasarkan tembusan faktur penjualan penjualan atas kuitansi tersebut, bukti kas masuknya adalah sebagai berikut.

Analisis:
Pengaruh transaksi terhadap akun adalah sebagai berikut.
Kas bertambah dicatat di sisi debit (D) Rp. 30.000.000,00
Penjualan bertambah dicatat di sisi kredit (K) Rp. 30.000.000,00
2.      Bukti Kas Keluar (BKK)
Merupakan bukti untuk mencatat transaksi pengeluaran uang tunai, misalnya pembelian barang dagangan dengan tunai, membayar utang, dan membayar beban. Dengan adanya pengeluaran uang kas tersebut, perusahaan mendapatkan bukti transaksi, misalnya kuitansi, faktur, dan nota kontan. Bukti transaksi tersebut merupakan lampiran atau bukti pendukung bukti kas keluar.
Contoh 10
Pada 5 Juli 2014, PT Mustika Jaya Abadi membayar biaya iklan yang dimuat dalam Koran Suara Merdeka kepada Anisa Advertising sebesar Rp. 1.000.000,00. Berdasarkan kuitansi yang diterima dari Anisa Advertising , PT Mustika Jaya Abadi akan membuat bukti kas keluar beserta bukti pendukung atau lampirannya. Bukti kas keluar yang dibuat PT Mustika Jaya Abadi sebagai berikut

Analisis:
Pengaruh transaksi terhadap akun adalah sebagai barikut.
Kas berkurang dicatat di sisi kredit (K) Rp. 1.000.000,00
Beban iklan bertambah dicatat di sisi debit (D) Rp. 1.000.000,00
3.      Faktur Penjualan/Bukti Penjualan/Laporan Pengeluaran Barang
Faktur penjualan merupakan bukti yang dipergunakan untuk mebukukan transaksi penjualan barang
Contoh 11
Pada 7 Juli 2014, PT Mustika Jaya Abadi (non-PKP) menjual 10 unit computer merek Awettenan tipe SX 45 dengan harga @Rp. 6.000.000,00 kepada Toko Novinda Computer. No. Faktur 55/FJ/14, No. order 124/N/14, dengan syarat 2/10, n/30. Atas transaksi tersebut, PT Mustika Jaya Abadi membuat faktur penjualan sebagai berikut

Analisis:
Pengaruh transaksi terhadap akun adalah sebagai berikut.
Piutang dagang bertambah dicatat di sisi debit (D) Rp. 60.000.000,00
Penjualan bertambah dicatat di sisi kredit (K) Rp. 60.000.000,00
4.      Bukti Pembelian/Laporan Penerimaan Barang
Bukti pembelian merupakan bukti yang digunakan untuk membukukan transaksi pembelian.
Contoh 12
Pada 10 Juli 2014, PT Mustika Jaya Abadi (non-PKP) membeli dari PT Samsung. No. Faktur 162, syarat 3/10, n/30
20 unit CPU               @Rp. 1.500.000,00
20 unit monitor          @Rp. 750.000,00
Berdasarkan transaksi diatas, PT Mustika Jaya Abadi membuat bukti pembelian atau laporan penerimaan barang, sesuai dengan faktur yang diterimanya dari PT Samsung.

Analisis:
Pengaruh transaksi terhadap akun adalah sebagai berikut.
Pembelian bertambah dicatat di sisi debit (D) Rp. 45.000.000,00
Utang dagang bertambah dicatat di sisi kredit (K) Rp. 45.000.000,00
5.      Bukti Umum/Bukti Memorial
Bukti umum dipergunakan untuk membukukan transaksi yang tidak dapat menggunakan bukti-bukti transaksi diatas, misalnya perhitungan beban penyusutan, pengahapusan piutang, retur pembelian, dan retur penjualan.

Analisis:
Pengaruh transaksi terhadap akun adalah sebagai berikut:
Setoran ke bank Rp. 4.200.000,00. Perusahaan tidak perlu mencatat karena yang belum mencatat adalah bank. Bank membebani beban administrasi dicatat disebelah debit Rp. 56.000.000,00, kas bertambah dicatat di sebelah debit Rp. 64.000.000,00 dan pendapatan bunga dicatat sebelah kredit Rp. 120.000,00 (metode neto)